Pada kuartal II 2025, saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mengalami lonjakan signifikan hingga menyentuh level tertingginya di tahun 2025, yaitu 8.825. Kenaikan ini ditopang oleh kinerja solid bisnis agribisnisnya di kuartal I serta ada dorongan dari peningkatan harga CPO di pertengahan kuartal II [Exhibit 1]. Meski demikian, tren positif tersebut tidak berlanjut, dan kini harga saham INDF telah turun sekitar 19% dari level tertinggi per 12 November 2025 [Exhibit 2].


Lalu, apa sebenarnya yang membuat harga sahamnya melemah? Padahal harga CPO masih terjaga hingga Oktober 2025. Penurunan ini lebih banyak dipengaruhi oleh rotasi sektor, di mana dana investor berpindah ke saham-saham konglomerasi menjelang periode rebalancing MSCI pada Agustus 2025.
Itu dari sisi eksternal, namun bagaimana dengan faktor internal atau fundamental perusahaannya sendiri?
Sekarang kita beralih ke kinerja perusahaan selama sembilan bulan pertama tahun ini. Detail sebagai berikut:

Berikut ringkasannya: Berikut ringkasannya:
Sumber pendapatan & labanya dari mana saja?



Manajemen membagi segmen operasi menjadi 4 grup strategis [Exhibit 3]. Segmen produk konsumen bermerek menjadi kontributor dominan di struktur revenue dan operating income INDF [Exhibit 4 & 5]. Perseroan mencatat pertumbuhan top-line yang positif dengan lonjakan signifikan dari agribisnis, sementara bottom-line juga menguat di sebagian besar segmen kecuali produk konsumen bermerek yang mengalami tekanan. Secara agregat, kinerja masih stabil dengan perbaikan margin di lini komoditas dan distribusi.


Mengapa laba bersihnya bisa terjun bebas?
Langganan sekarang di supercuansaham.id untuk akses penuh analisis investasi dari tim Supercuan!