Tahun pemilu selalu menjadi tahun yang menarik bagi market. Banyak perdebatan efek satu calon dan calon lainnya jika mereka pilih apa dampaknya terhadap market. Jika kita melihat data historis di tahun pemilu sejak 1999, dibawah:
Return IHSG secara rata-rata di tahun pemilu adalah 45.3%, sungguh luar biasa. Dan saya juga melakukan double check apakah inflasi di tahun-tahun terdahulu itu sangatlah di luar kontrol (karena percuma aset naik banyak tapi inflasi & biaya hidup tinggi), dan ternyata tidak. Granted, mungkin keakuratan data inflasi yang dirilis pemerintah seperti di tahun 1999 perlu dipertanyakan apakah bisa dijadikan acuan yang valid, dikarenakan itu adalah tahun setelah krisis moneter 1998 dimana angka inflasi Indonesia berada di atas 70%.
Di antara semua tahun pemilu cuman pemilu 2019 yang menghasilkan negative real return. Jadi sejarah berkata tahun pemilu adalah tahun yang sangat-sangat baik, jauh di atas historis return tahunan rata-rata IHSG. Ditambah dengan kinerja banyak perusahaan di 2023 yang positif, laba bank BUMN & swasta ke all-time high, perusahaan-perusahaan tambang & minyak yang masih menghasilkan duit dengan skala yang luar biasa, dan saya rasa masih belum sepenuhnya direfleksikan dalam bentuk kenaikan harga di market, saya rasa tahun 2024 ini adalah tahun yang baik untuk market saham mungkin salah satu yang terbaik dari satu dekade terakhir ini. Siapa kandidat yang akan paling bagus untuk pasar saham?
Saya percaya regardless siapa yang terpilih nantinya, market saham tidak akan banyak berbeda dari satu calon ke calon lainnya. Dikarenakan existing sistem yang sudah ada di negara kita berpuluh-puluh tahun. Jadi ga perlu khawatir jika pilihan anda ternyata tidak jadi capres & cawapres, IHSG akan baik-baik saja dan bakal menjadi lebih baik dari tahun kemarin. Stay invested and reap the rewards!
Alvin