Bakmi GM, berawal dengan nama Bakmi Gajah Mada, merupakan ikon restoran bakmi legendaris yang didirikan di Jl. Gajah Mada 77, Jakarta Pusat pada tahun 1959 . Restoran ini dibangun oleh sepasang suami istri Bapak Tjhai Sioe dan Ibu Loei Kwai Fong. Pada saat itu, restorannya hanya memiliki lima meja dengan daya tampung 20 orang.
Momentum pertumbuhan signifikan bagi Bakmi Gajah Mada terjadi sejak penyelenggaraan Asian Games 1962. Banyak pengunjung domestik dan internasional mencoba bakmi mereka.
Setelah melakukan ekspansi ke berbagai lokasi di Jakarta Selatan, termasuk Melawai dan pusat perbelanjaan seperti Pondok Indah Mall, di saat itulah Bakmi Gajah Mada berubah nama menjadi Bakmi GM. Masuk ke era 90-an, Bakmi GM kini memiliki banyak cabang di kota-kota besar seperti Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Bali.
Di sini kita akan sedikit berhitung mengenai estimasi omzet, biaya, dan laba dari Bakmi GM berdasarkan data-data yang tersedia di luaran sana. Tentunya juga menggunakan beberapa asumsi ya…
Berdasarkan informasi dari situs resmi perusahaan, Bakmi GM dapat melayani lebih dari 30.000 pelanggan per hari. Saat ini, mereka memiliki sekitar 52 outlet tersebar di Indonesia. Asumsi harga menu yang tersedia dari Rp30.000 hingga Rp50.000 per porsi, Bakmi GM dapat mengantongi omzet Rp900 juta hingga Rp1,5 miliar.
Coba kita hitung estimasi omzet outlet Bakmi GM dengan asumsi omzet Rp1,5 miliar. Estimasi omzet rata-rata per outlet Jika omzet total dibagi rata:
Estimasi omzet tahunan per outlet adalah Rp 10,4 miliar. Tapi perlu dicatat, outlet di mal besar (seperti Grand Indonesia atau Pondok Indah Malll) bisa jauh lebih tinggi daripada outlet di lokasi kecil. Selain itu, outlet flagship seperti Bakmi GM Melawai (yang legendaris) mungkin bisa dapat omzet 2-3 kali lipat outlet rata-rata.
Sekarang, kita hitung estimasi biaya secara kasar. Asumsi total biaya 80% dari omzet tahunan Rp10,4 miliar, dengan detail sebagai berikut.
Estimasi biaya tahunan per outlet adalah Rp8,32 miliar.
Dengan demikian, kita dapat mengetahui estimasi laba bersih per outlet
Estimasi laba bersih tahunan per outlet adalah Rp2,08 miliar. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, simulasi di atas hanyalah estimasi konservatif. Outlet besar (seperti Melawai atau mal besar) dapat menyumbang jauh lebih besar. Bisa jadi total laba bersih tahunannya mencapai Rp120-150 miliar, jika kita mempertimbangkan pendapatan tambahan dari delivery, frozen food, event korporat, dll.
Kemudian, kita akan hitung total estimasi laba bersih tahunan seluruh cabang Bakmi GM berdasarkan data sebelumnya.
Grup Djarum mengakuisisi 85% saham PT Griya Mie Sejati, perusahan yang menaungi Bakmi GM, dengan nilai akuisisi sebesar Rp2,1 triliun. Secara keseluruhan, nilai dari Bakmi GM ini berarti sekitar Rp2,47 triliun. Kalau Bakmi GM dijual dengan valuasi Rp2,47 triliun, maka P/E rationya ada di kisaran 22,8 dengan asumsi laba bersih Rp108 miliar. Ini sebenarnya cukup wajar mengingat biasa saham-saham Indonesia itu IPO dengan P/E ratio yang bahkan lebih tinggi dari ini. Perusahaan F&B FORE contohnya itu sekarang P/E rationya di angka 58. Akuisisi Bakmi GM ini menjadi langkah strategis bagi Djarum untuk diversifikasi lini bisnis selain dari bisnis rokok, perbankan, properti dan teknologi yang dimiliki saat ini.
Walaupun valuasi Bakmi GM tidaklah murah, tapi hal ini juga tercermin dari tingkat brand awareness Bakmi GM yang sangat outperform dibanding kompetitornya. Grup Djarum melihat besarnya potensi Bakmi GM dan kekuatan mereknya yang melekat di hati masyarakat.
Dengan adanya Grup Djarum di Bakmi GM, tidak menutup kemungkinan adanya ekspansi Bakmi GM yang lebih tinggi baik dari segi jumlah outlet, inovasi produk, atau bahkan mengembangkan bisnis di pasar internasional. Melihat dari Grup Djarum yang memiliki keahlian dalam pengelolaan skala besar dan reputasi yang baik ditambah dengan brand Bakmi GM yang kuat, membuat positioning Bakmi GM menjadi semakin kuat.
FYI, Grup Djarum sendiri telah melakukan takeover & mengelola berbagai perusahaan yang cukup legendaris seperti:
Di kala business model baru yang banyak bermunculan dan sektor teknologi seperti Artificial Intelligence yang sangat trendy. Djarum malah memilih untuk mengakuisisi rumah makan lama yang kelihatannya bo cuan (tidak menghasilkan) tapi sebenarnya setelah kita estimasi malah bisa cuan banget. Kalau menurut kamu sendiri, keputusan grup Djarum ini gimana?